diskusi pertemuan 1

Jejak Para Nabi: Perjalanan Spiritual Milenial Bersama Umroh Plus Aqsho

Jejak Para Nabi: Perjalanan Spiritual Milenial Bersama Umroh Plus Aqsho

by Hasan Basri -
Number of replies: 0

Awal Cerita: Dari Niat yang Tumbuh di Hati

Semuanya berawal dari sebuah unggahan video di media sosial tentang Pusat Umroh yang menawarkan perjalanan Umroh plus Aqsho.
“Lihat deh, Kak. Keren banget! Bisa ke Jordan, Palestina, terus lanjut Umroh juga!” ujar Aisyah antusias pada kakaknya, Farhan, sambil menunjukkan layar ponselnya.

Farhan, seorang desainer grafis berusia 26 tahun, menatap layar itu lama. “Petra, Aqsho, sampai Makkah? Wah, ini sih bukan sekadar trip biasa. Ini perjalanan hati.”

Mereka berdua pun sepakat: tabungan yang selama ini hanya untuk jalan-jalan luar negeri, kali ini akan dialihkan untuk perjalanan spiritual. “Kita bukan cuma mau lihat dunia, tapi juga mau menyentuh sejarah,” kata Farhan mantap.

Jordan: Langkah Pertama Menyentuh Jejak Sejarah

Begitu sampai di Amman, Jordan, rombongan disambut dengan udara sejuk dan panorama padang pasir yang eksotis. Dari sana, mereka menuju Petra—kota batu berwarna merah muda yang pernah hilang selama berabad-abad.

Aisyah tertegun di depan bangunan megah yang diukir di dinding tebing. “Bayangin, ini semua dibangun tanpa teknologi modern,” ujarnya sambil memotret.
Pemandu menjelaskan bagaimana Petra dulu menjadi kota perdagangan penting di masa Nabi Syu’aib عليه السلام dan menjadi bukti kemegahan peradaban kuno.

Farhan memandangi sekeliling dan berbisik, “Rasanya kayak lagi nonton sejarah langsung. Subhanallah…”
Mereka sadar, perjalanan ini bukan cuma wisata. Ini cara Allah سبحانه وتعالى menunjukkan kebesaran-Nya melalui peninggalan masa lalu. Umroh plus Aqsho terasa seperti lembaran kitab sejarah yang hidup kembali di depan mata.

Palestina: Menyapa Masjidil Aqsho yang Agung

Beberapa hari kemudian, rombongan melintasi perbatasan menuju Palestina. Detik pertama melihat kubah emas Masjidil Aqsho dari kejauhan, air mata Aisyah langsung jatuh tanpa bisa ditahan.
“Ini… qiblat pertama kita,” katanya dengan suara bergetar.

Saat melangkah masuk ke dalam masjid, suasananya begitu tenang. Mereka salat berjamaah bersama jamaah setempat yang menyambut dengan penuh kehangatan. “Selamat datang, saudaraku,” ujar seorang imam Palestina sambil tersenyum.

Farhan menatap sekeliling. “Masjid ini bukan sekadar bangunan. Ini simbol perjuangan dan keteguhan iman.”
Aisyah mengangguk. “Rasanya, doa di sini menembus langit.”

Mereka berdua kemudian berziarah ke beberapa tempat bersejarah, termasuk tempat diyakini sebagai mihrab Nabi Zakariya عليه السلام dan mihrab Maryam عليها السلام. Semua terasa begitu hidup, seolah ayat-ayat Al-Qur’an hadir dalam bentuk nyata.

Dan di titik ini, mereka memahami: Umroh plus Aqsho bukan sekadar perjalanan geografis, tapi perjalanan spiritual yang menyatukan sejarah, iman, dan harapan.

Makkah & Madinah: Puncak Keikhlasan dan Haru

Setelah meninggalkan Palestina, rombongan menuju Arab Saudi. Saat melihat Ka’bah untuk pertama kalinya, Aisyah menangis tersedu. Semua rasa lelah dan rindu seolah luruh bersama air mata.

“Setelah Petra dan Aqsho, ini… puncak dari segalanya,” kata Farhan sambil menggenggam tasbihnya erat.
Mereka thawaf dengan penuh kekhusyukan, mengingat setiap langkah perjalanan dari Jordan hingga Tanah Haram.

Di Madinah, mereka ziarah ke makam Rasulullah ﷺ. Hati mereka bergetar hebat. “Ya Rasulullah, kami datang dari jauh untuk menemuimu,” bisik Aisyah lirih di Raudhah.

Bagi keduanya, perjalanan ini menjadi momentum perubahan hidup. “Rasanya, dunia ini terlalu singkat untuk disia-siakan,” ujar Farhan dengan senyum tenang.

Lebih dari Sekadar Perjalanan

Program dari Pusat Umroh ini memang dirancang bukan hanya untuk ibadah, tapi juga pembelajaran spiritual. Setiap kota yang dikunjungi punya makna tersendiri—Petra mengajarkan tentang peradaban yang fana, Aqsho mengajarkan keteguhan, dan Makkah-Madinah mengajarkan keikhlasan.

Aisyah berkata, “Sebelumnya aku cuma tahu sejarah para nabi dari buku dan YouTube. Tapi kali ini, aku benar-benar menyaksikannya langsung. Rasanya luar biasa.”

Farhan menambahkan, “Aku berharap lebih banyak anak muda sadar bahwa Umroh Plus Aqsho itu bukan perjalanan orang tua saja. Ini kesempatan buat kita mengenal agama dengan cara yang hidup.”

Penutup: Panggilan yang Menyentuh Generasi Muda

Kini, setelah kembali ke tanah air, Farhan dan Aisyah aktif berbagi kisah perjalanan mereka di media sosial. Banyak teman yang terinspirasi untuk ikut Umroh plus Aqsho berikutnya.

“Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” tulis Aisyah di caption salah satu fotonya di depan Masjidil Aqsho.
Baginya, perjalanan itu bukan sekadar destinasi, tapi titik balik hidup.

Perjalanan mereka mengajarkan satu hal penting: ketika niat ibadah bertemu dengan semangat muda, maka keajaiban akan mengikuti. Dan Umroh plus Aqsho adalah jembatan indah antara sejarah, ibadah, dan impian. 🌍✨